Jumat, 26 April 2019

Penelusuran Tenun dan Penenun Gedog Warisan Budaya Asal Tuban

Penelusuran Tenun dan Penenun Gedog Warisan Budaya Asal Tuban

Cenun gedog adalah sebuah karya yang merangkum semua simbol identitas berbagai macam agama yang pernah dianut oleh masyarakat Tuban sejak ratusan tahun lalu.

Pembuatan tenun ini sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit berdiri pada abad 14 yang awalnya digunakan sebagai pakaian raja, para bangsawan, dan yang memiliki darah biru sebagai keturunan kerajaan.

Kain yang dpergunakan juga disesuaikan dengan kasta yang ada di kerajaan. Hanya motif-motif tertentu yang dapatdipergunakan oleh masyarakat pada umumnya.

Sampai saat ini budaya menggunakan kain tenun masih dilakukan oleh masyarakat Tuban, khususnya bagi penduduk desa Kedung Rejo, Kecamatan Kerek.

Di sana, masyarakat masih percaya memakai tenun batik gedog akan menghindarkan dari berbagai macam bala, atau justru membawa keberuntungan, seperti ketika akan memulai kegiatan bercocok tanam di ladangnya.

Pentingnya arti sebuah kain tenun (yang akan dipakai) oleh masyarakat menjadikan mayoritas kaum perempuan di desa ini mampu membuat kain tenun batik gedog secara turun-temurun.

Dari Sisi ini, patut dibanggakan. Tatkala di daerah lain, jumlah penenun merosot, di desa Kedung Rejo ini para perempuannya mengerjakan tenun gedog secara berkesinambungan.

Menuju Kerek tidaklah mudah. Saat kami berkunjung ke sana pada bulan September 2017 yang lalu, kami menyewa mobil, dan karena beberapa ruas jalan sedang diperbaiki, maka jarak dari Bandara Djuanda yang sekitar 130 km, ditempuh dalam waktu tiga jam.

Lagipula jalur Surabaya—Tuban termasuk jalur padat, dalam arti banyak sekali dilalui oleh kendaraan pribadi maupun komersial.

Untuk mencapai kota Tuban, terlebih dahulu kami melewati kota Gresik yang terkenal dengan pabrik semen Gresik dan Holcim.

Di luar ruas jalan yang sedang diperbaiki, kondisi jalan cukup mulus. Mendekati kota Tuban, terlihat ladang tanaman jagung, juga pohon-pohon kapas sepanjang 8—10 KM.

Sayangnya ketika kami bertanya pada penduduk Tuban di mana letak Kerek atau jalan mana yang harus kami ambil untuk bisa sampai ke desa tersebut, tiga orang penduduk (di lokasi yang berbeda) menjawab tidak tahu.

Sampai akhirnya kami bertemu seorang supir mobil bak terbuka yang akan mengantar bahan bangunan ke desa Kerek. Lalu kami disarankan mengikuti mobilnya.

Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 30 menit dari pusat kota Tuban, dan kami pun sampai ke desa Kedung Rejo dan Kanjuran di Kecamatan Kerek tempat penduduk perempuannya mahir membuat tenun gedog.

Sesampainya di Kecamatan Kerek, desa ini sekilas tampak seperti desa-desa pada umumnya di wilayah pulau Jawa. Puluhan rumah bergaya rumah tradisional Jawa (beberapa memiliki joglo, di halaman depan) terdapat di kiri kanan jalan. Yang cukup unik adalah jenis gentengnya.

Tidak ada rumah dengan genteng baru, semuanya genteng-genteng lama buatan tahun 1940 atau 1950an, sepertinya sejak rumah itu dibangun. Hal ini menandakan jenis dan materi genteng di desa tersebut sangat baik.

Begitu kami keluar dari mobil dan hendak memasuki salah satu rumah, samar-samar terdengar suara dog... dog... dog... bersahutan seperti kayu beradu dengan kayu. Dan suara itu semakin nyaring ketika kami memasuki rumah bu Uswatun Chasanah, pengelola Sanggar Batik Tenun Gedog Sekar Ayu.
Ternyata asal suara itu dari tiga orang perajin tenun yang tengah menenun di area belakang rumah yang berhalaman sangat luas.

Konon, nama tenun gedog diambil dari suara "dog...dog...dog..." di saat para penenun membuat sehelai kain tenun khas Tuban. Suara beradunya kayu dengan kayu pada saat proses pembuatan sebuah kain tenun itulah yang menginspirasi nama hasil karya tersebut menjadi tenun gedog.
Malah beberapa orang menyebutnya sebagai gedogan, untuk memperjelas bahwa tenun ini dibuat dengan tangan dan bukan mesin.



Uswatun Chasanah mengungkapkan, tenun gedog merupakan satu-satunya tenun yang ada di Indonesia yang memakai bahan baku kapas yang hanya ada di Kecamatan Kerek.

Belum ada penelitian yang pasti terkait hal ini, namun setiap kapas yang ditanam memiliki dua warna yakni putih bersih dan cokelat sogan.

"Satu-satunya di Indonesia ada kapas putih dan cokelat, dan masih diproses tenun dengan alat tradisional," katanya.

Proses penanaman yang berbeda, yang dilakukan oleh masyarakat Tuban menjadi faktor utama yang membuat warna kapas di kawasan tersebut, berbeda dengan yang dihasilkan di tempat-tempat lain.
Di Tuban, pola menanam kapas memakai metode penanaman tumpang sari. Ketika ladang jagung mulai menguning, juga ketika tanaman padi (di sawah) batangnya mulai menunduk, bibit kapas ditanam.

Kebiasaan itulah yang dilakukan oleh masyarakat Kerek dalam menanam tanaman kapas untuk kebutuhan benang tenun gedog.

Ada dugaan, zat-zat yang terkandung pada tanaman induknya yakni jagung atau padi membuat kapas yang diproduksi oleh masyarakat penduduk berbeda dengan kapas dari tempat lainnya. "Di sini ladang yang semula ditanami jagung, di bagian bawahnya sudah ditanami kapas sebelum jagung dipanen," kata Uswatun.

Kain tenun gedog bagi masyarakat Kerek mempunyai arti sendiri, yakni sebagai penanda status sosial. Semakin banyak seseorang mempunyai kain tenun gedog, menandakan ia memiliki tingkat perekonomian di atas rata-rata masyarakat lainnya.

Memiliki kain tenun sejak dahulu memang diwajibkan untuk masyarakat Kerek. Baik untuk dipakai saat upacara adat, atau dipakai sehari-hari, karena dengan memakainya, dipercaya kain itu dapat menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan yang tidak kasat mata.

Dalam setiap keluarga wajib memiliki kain tenun, untuk berbagai keperluan adat. Seperti misalnya saat pernikahan. Ada kebiasaan untuk saling bertukar 100 lembar kain tenun antara pengantin laki-laki dan perempuan. Keluarga Usawatun memiliki koleksi sekitar 700 lembar kain tenun gedog.
Koleksi sebanyak itu, selain didapatkan saat pernikahan, Uswatun juga sering membeli dari penduduk sekitar.

"Para penenun itu sering membutuhkan uang. Tenun gedog yang dibatik ini harganya mahal, di atas satu juta rupiah. Sering terjadi, belum ada pembeli yang datang sementara pengrajin sudah membutuhkan uang untuk biaya hidup. Ya saya beli saja, karena saya tahu proses pembuatannya sulit dan lama, juga menggunakan bahan alami untuk pewarnaan."

Selain dibutuhkan untuk melengkapi acara pernikahan, setiap diadakan ritual adat, semisal untuk mengucap syukur pada Allah atas segala karunia yang diterima, penduduk hadir dengan memakai kain tenun.

Dalam kehidupan masyarakat Tuban, khususnya Kecamatan Kerek, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan selalu dibalas dengan melakukan ritual.

Apakah di saat memperoleh kemujuran maupun ketidakberuntungan, masyarakat akan melakukan selamatan dengan tujuan agar kemujuran yang dianugerahkan kepada masyarakat dapat terus terjaga bahkan meningkat terus.

Juga agar ketidakberuntungan yang terjadi pada masyarakat dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari.

Kaum perempuan di Kerek melakukan pekerjaan menenun di mana saja, tidak terbatas di dalam rumah atau ruangan. Ada yang menenun di belakang rumah beralaskan tikar, atau di serambi depan rumah dengan beralaskan sebatang kayu pohon untuk tempat duduknya, bahkan ada yang menenun di dekat kandang sapi atau kambing.

Dalam kondisi sangat sederhana para penenun menghasilkan kain tenun gedog yang berkualitas untuk kemudian dibatik atau dijual dalam keadaan asli.

Mayoritas para penenun di kawasan Kerek memang belum hidup sejahtera. Membuat tenun bukan menjadi mata pencaharian utama para perajin. Mereka masih menjadikan berladang dan bertani sebagai pekerjaan utama.

Ketika masuk musim tanam, para penenun berhenti menenun dan mengerjakan kegiatan berladang dan bertani. Usai musim penghujan dan masuk ke musim kemarau penenun berhenti berladang dan bertani.

Mereka berbondong-bondong mencari pekerjaan menenun untuk mengisi waktu, sekaligus mencari uang. Warsitiatun (46) perajin tenun mengakui, tenun merupakan pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu luang di sela-sela bertani dan berladang.

Jadi, pada setiap bulan kain tenun yang dihasilkan mencapai 3-4 potong setiap musim penghujan, namun pada musim kemarau panjang, tenun yang dihasilkan akan meningkat secara signifikan hingga 10-11 potong per bulan.

"Yah saya menenun hanya di malam hari. Siang hari saya di pertanian, jadi saya bisa mendapatkan tiga potong per bulan, itu sudah cukup banyak. Mengingat itu kan hanya pekerjaan sampingan, hitung-gitung sebagai kerja lembur di rumah," katanya.

Meskipun menenun merupakan pekerjaan sampingan bagi mayoritas kaum perempuan di Kerek, mereka masih melakukan apa yang diharuskan secara adat, yaitu setiap perempuan diwajibkan mampu membuat kain tenun.

Dahulu, kaum ibu harus mewariskan kemampuan menenun kepada anak perempuan secara bertahap.
Masih jelas dalam ingatan Warsitiatun pada tahun 1987, ibunya mengajarinya membuat tenun dan dalam waktu singkat, ia pun mampu menguasainya. Kala itu, setiap perempuan yang bisa menenun, juga menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi keluarganya.

Pihak keluarga akan melakukan pesta kecil-kecilan (selamatan) sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemampuan menenun yang diberikan pada anaknya.

Setiap penenun yang memiliki lahan seperti Warsitiatun pasti lebih memilih berladang dan bertani, karena penghasilannya berlipat-lipat dibandingkan penghasilan sebagai penenun.

Namun, penghasilannya sebagai penenun, tetap dibutuhkan untuk menambah modal mengelola lahan pertaniannya. Bisa untuk membeli bibit, pupuk, dan lain-lain.

"Banyak penghasilan di ladang, tapi banyak keluar duit juga untuk bibit, pupuk, dan obat-obat. Kalau menenun kan hanya memerlukan benang," katanya menjelaskan. Alasan lain mengapa dirinya terus menekuni kerja sampingannya menenun, karena mudah untuk menyalurkan kain tenun olahannya kepada pengepul.

la tidak usah bingung mencari konsumen yang hendak membeli hasil tenunnya, demikian juga soal benang yang dibutuhkan untuk memproduksi kain tenun. la bisa mendapatkannya dari pengepul.

Dia merasa sistem koperasi yang diterapkan oleh pengepul terhadap dirinya telah berpengaruh terhadap kehidupannya. Dari mulai mendapatkan benang dengan harga yang sepantasnya, tanpa perlu memilih benang sendiri ke pasar yang jaraknya cukup jauh (kira-kira 1 km).

Kemudian, ketika sedang ditimpa kemalangan, pengepul dapat menolong memberikan pinjaman uang tanpa bunga kepadanya.

Harga yang diberikan oleh pengepul pada setiap kain tenun produksinya relatif cukup tinggi yakni mencapai Rp200.OOO,- untuk setiap lembar kain, dikurangi biaya lima ukel benang yang per ukel harganya Rp16.OOO,-, untuk satu kain berukuran 90x250cm.

Jadi rata-rata pendapatannya dalam satu bulan di musim penghujan bisa mencapai sekitar Rp300.OOO,- hingga Rp600.OOO,- dalam waktu dua minggu. Memasuki musim kemarau panjang, pendapatannya dari menenun bisa meningkat dua kali lipat.

Harga yang diperoleh Warsitiatun itu karena hasil tenunnya dianggap termasuk yang berkualitas cukup bagus dengan tolok ukur: kerapian, kebersihan, dan kekuatan tenun.

Oleh karena itu ia sering diajak bekerja sama oleh pengepul untuk mengerjakan sejumlah pesanan tenun yang akan dijual di Bali atau dikirim ke luar negeri.

Demi menjaga kualitas kain tenun tetap prima, masyarakat Kerek hanya mau membuat kain tenun gedog dengan menggunakan benang pintalan dari kapas yang disebut "benang lawe".

Mereka tidak bisa membuat tenun gedog dari benang lain yang diolah oleh pabrik, alasannya benang yang diproduksi pabrik secara massal tak sebaik benang produksi rumahan. Dan itu sangat berpengaruh pada hasil akhirnya, yaitu selembar tenun gedog yang lebih kuat tenunannya.

Senin, 21 Januari 2019

Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan

Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan

Keberhasilan sebuah bisnis tergantung bagaimana kepmemimpinan didalam organisasi usaha dengan menggunakan pengaruh untuk memotivasi pengikut dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk memotivasi orang-orang dalam mencapai tujuan tertentu” Gibson, Ivancevich, & Donnelly.
Ada suatu keunggulan wirausaha yang sukses dibandingkan dengan wirausaha yang gagal atau bangkrut yaitu terletak pada dinamika dan efektifitas kepemimpinan.

Hal ini dikuatkan dengan data statistik, dari perkembangan 100 perusahaan yang baru berdiri 50% gagal dalam jangka waktu 2 tahun dan pada akhir tahun kelima hanya tinggal 30 % yang masih jalan.


Variabel penting menjadi wirausaha yang sukses

  1. Menggunakan Pengaruh: Kepemimpinan adalah menyangkut penggunaan dan penanaman pengaruh dalam rangka memotivasi dan mengarahkan pegawainya
  2. Menciptakan komunikasi yang jelas dan dapat dipercaya: Kejelasan dan ketepatan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut
  3. Menetapkan pencapaian tujuan perusahaan: Pemimpin yang efektif mungkin harus berurusan dengan tujuan individu karyawannya, kelompok dan organisasi perusahaan

Kepemimpinan Menurut Jendela Johari

Jendela Johari digunakan PAUL HERSEY dan KEN BLANCHARD untukmenggambarkan kepribadian kepemimpinan (bukan kepribadian secara keseluruhan).

Perbedaan antara kepribadian kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan, dalam kaitan ini adalah:
  1. Kepribadian kepemimpinan
  2. Mencakup persepsi pribadi dan persepsi orang lain
  3. Gaya kepemimpinan
  4. Hanya mencakup perilaku kepemimpinan seseorang menurut persepsi orang lain

Teori Kepemimpinan

Dari semua kelompok di mana anda termasuk di dalamnya keluarga, tim olah raga, perkumpilan sosial, unit kerja terdapat seseorang yang lebih berpengaruh dibandingkan yang lainnya. Orang yang paling berpengaruh dalam kelompok tersebut mungkin disebut pemimpin.

Meskipun kepemimpinan itu penting dan telah dipelajari oleh para ilmuwan keperilakuan selama beberapa dasawarsa, tetapi konsep itu sendiri masih merupakan suatu misteri.

Terdapat kriteria perilaku kepemimpinan yang dapat menentukan gaya kepemimpinan pengusaha adalah:
  1. Gaya kepemimpinan diktator
  2. Gaya kepemimpinan partisipasi
  3. Gaya kepemimpinan delegasi
  4. Gaya kepemimpinan konsiderasi

Defisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi kegia tan pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh dan karenanya semua hubungan dapat merupakan upaya kepemimpinan. Unsur kedua dari definisi itu menyangkut pentingnya proses komunikasi. Kejelasan dan ketepatan komunikasi mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut.

Unsur lain dalam definisi tersebut berfokus pada pencapaian tujuan. Pemimpin yang efektif mungkin harus berurusan dengan tujuan individu, kelompok dan organisasi.

Tinjauan atas teori dan riset terkemuka tentang keprilakuan pribadi menunjukkan sejumlah tema umum. Kedua teori tersebut masing-masing mencoba memisahkan dimensi perilaku pemimpn yang luas.

Logika dari kenyataan ini ialah bahwa dimensi ganda mengacaukan tafsiran tentang perilaku kepemimpinan dan merumitkan rancangan riset yang di kembangkan untuk menguji teori khusus tersebut.

Lebih dari dua dasa warsa yang lalu, Fiedler dan para pendukung model kontinggensi telah meneliti para pemimpin militer, pendidikan dan industri. Dalam suatu ringka san 63 studi yang didasarkan atas 454 kelompok terpisah, Fiedler mengajukan jenis kepe mimpinan yang paling sesuai bagi situasi tertentu.

Mengapa Kepemimpinan Penting dalam Berwirausaha?

  1. Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat terorganisir dengan baik.
  2. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
  3. Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain.
  4. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan.
  5. Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha

Selasa, 15 Januari 2019

Efektivitas Individu, Kelompok dan Organisasi

Efektivitas Individu, Kelompok dan Organisasi

Dalam pengertian teoritis maupun praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud keefektifan. Bagaimana kita mendifinisikan keefektifan, dua pendekatan umum dari keefektifan tercermin sebagai berikut:
  • Pendekatan berdasarkan tujuan; Menurut pendekatan ini, sebuah organisasi didirikan untuk mencapai tujuan. Apa yang dimaksud keefektifan adalah pencapaian tujuan yang dtetapkan dengan usaha kerjasama.
  • Pendekatan Teori Sistem; Pendekatan ini menenkankan pentingnya adaptasi terhadap tutuntan ekstern sebagai kreteria penilaian keefektifan. Teori sistem, memungkinkan kita membahas perilaku organisasi secara intern dan ekstern.

Perspekti Keefektifan

Tiga macam perpektif kefektifan dapat diindentifikasikan sebagai berikut:

Efektifitas individu

Perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas pekerja atau anggota dari organisasi itu. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan adalah bagian dari pekerjaan atau posisi individu dalam organisasi itu. Para manajer secara rutin menaksir keefektifan individu melalui proses evaluasi prestasi. Evaluasi ini menjadi dasar untuk kenaikan gaji, promosi, dan jenis imbalan lain yang diberikan organisasi itu.

Efektifitas kelompok

Individu-individu jarang bekerja terpisah dari pekerja lain di dalam organisasi itu. Menurut situasi yang lazim individu bekerja dalam kelompok. Jadi kita, harus mempertimbangkan suatu perspektif keefektifan antara ketiga kelompok adalah jumlah sumbangan dari seluruh anggotanya.

Sebagai contoh: Sekelompok pekerja perusahaan rokok di bagian produksi, individu pegawai pekerja bagian linting rokok, bekerja mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi, akan mempengaruhi efektifitas kelompok.

Tentunya dalam hal ini keefektifan kelompok melebihi jumlah sumbangan individu. Dengan demikian produk jadi 1 bungkus rokok dihasilkan dari sumbangan masing-masing individu pekerja.

Efektifitas Organisasi

Karena organisasi terdiri dari individu dan kelompok, keefektifan organisasi adalah fungsi dari efektifitas individu dan kelompok. Sungguhpun demikian, keefektifan organisasi melebihi jumlah efektifitas individu dan kelompok. Organisasi dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah prestasi dari masing-masing bagianya.

Kesimpulan dan Tanggapan

Teori sistem menekankan dua pertimbangan yang penting:
  1. Kelangsungan hidup organisasi yang pokok tergantung pada kemampuannya mengadaptasi tuntutan lingkungannya
  2. Untuk memenuhi tuntutan ini siklus total dari masukan–proses–keluaran harus mendapatkan perhatian yang utama manajerial
Oleh karena itu, kriteria keefektifan harus mencerminkan masing-masing dari kedua pertimbangan di atas, dan anda harus mendefinisikan keefektifan berdasarkan pertimbangan itu. Pendekatan menurut sistem menunjukkan bukti-bukti bahwa sumber daya harus dicurahkan terhadap kegiatan-kegiatan yang mempunyai sedikit kaitan dengan pencapaian tujuan utama organisasi.
Kepemimpinan, Politik dan Kekuasaan dalam Organisasi

Kepemimpinan, Politik dan Kekuasaan dalam Organisasi

Politik adalah suatu cara untuk mendapatkan kekuasaan. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendapatkan suatu tujan dalam maksud apapun dapat dikatakan Politik.

Pengertian Kekuasaan dan Politik

Kekuasaan ialah suatu bagian yang merasuk ke seluruh sendi kehidupan organisasi. Manusia memanipulasi kekuasaan untuk mencapai tujuan dan dalam kebanyakan kasus bertujuan untuk memperkuat kedudukan mereka.

Kekuasaan dianggap kotor karena sebagian orang menggunakannya untuk menyakiti orang lain atau untuk mencapai maksud yang menguntungkan sendiri. Jika kekuasaan digunakan dengan cara yang etis dan jujur, tidak ada sesuatu yang kotor dalam kekuasaan.

Kekuasaan dan Wewenang

Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting untuk memahami cara kerja organisasi. Memang mungkin mengartikan setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi sebagai melibatkan penggunaan kekuasaan.

Secara sederhana kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki orang tersebut.

Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Robert Dahl, menemukan pusat perhatian hubungan yang penting ini ketika ia mendefinisikan kekuasaan sebagai “A mempunyai kekuasaan atas B dalam pengertian bahwa ia dapat menggerakkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan lain kecuali melakukannya”.

Dalam dunia literatur terdapat perbedaan antara kekuasaan dan wewenang. Weber berpendapat bahwa kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan.

Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki seseorang karena posisi yang ia pegang dalam organisasi. Arahan atau perintah dari seorang dalam posisi yang berwewenang diikuti karena perintah tersebut harus dipatuhi.

Unsur-unsur Wewenang:

  1. Wewenang ditanamkan dalam posisi seseorang. Seseorang mempunyai wewenang karena posisi yang ia duduki, bukan karena karakteristik pribadinya yang khusus.
  2. Wewenang tersebut diterima bawahan. Individu pada posisi wewenang yang sah melaksanakan wewenang dan dipatuhi karena ia mempunyai hak yang sah.
  3. Wewenang digunakan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas ke bawah dalam hirarki organisasi.

Basis Kekuasaan

French dan Raven mengajukan lima basis kekuasaan antarpribadi, sebagai berikut:
  1. Kekuasaan legitimasi (Legitimate Power); Kekuasaan legitimasi ialah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi karena posisinya.
  2. Kekuasaan Imbalan (Reward Power); Jenis kekuasaan ini didasarkan atas kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada pengikutnya karena kepatuhan mereka.
  3. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power); Kebalikan dari kekuasaan imbalan ialah kekuasaan paksaan,
    yaitu kekuasaan untuk menghukum.
  4. Kekuasaan Ahli (Expert Power); Seseorang mempunyai kekuasaan ahli juka ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Para ahli mempunyai kekuasaan meskipun peringkat mereka rendah.
  5. Kekuasaan Referen (Referent Power); Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang tersebut.

Kebutuhan Kekuasaan

Sepanjang sejarah, manusia selamanya terpesona oleh kekuasaan. Tulisan terdahulu yang bersifat religius juga berisikan berbagai acuan kepada orang yang memiliki atau memperoleh kekuasaan.
Sekarang, kesan tentang orang yang mencari kekuasaan pada umumnya dianggap cukup negatif.
McClelland mendifinisikan kebutuhan akan kekuasaan sebagai keinginan untuk menimbulkan dampak terhadap orang lain. Seseorang yang tinggi skor kebutuhan kekuasaannya, rendah dalam kebutuhan berafiliasi, dan tinggi dalam pengendalian diri.

Kekuasaan struktural dan Situasional

Preffer telah mengemukakan bahwa kekuasaan terutama ditentukan oleh struktur didalam organisasi. Ia memandang struktur organisasi sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi.
Struktur organisasi menciptakan kekuasaan dan wewenang formal dengan mengkhususkan anggota tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaan khusus dan mengambil keputusan tertentu serta dengan mendorong kekuasaan informal melalui dampaknya atas struktur informasi dan komunikasi di dalam sistem tersebut.

Kekuasaan Pengambilan Keputusan

Kadar sejauh mana orang-orang atau kelompok dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, menentukan kadar kekuasaan yang dibutuhkan.
Seseorang atau kelompok yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi bagaimana terjadinya proses pengambilan keputusan, alternatif apa yang dipertimbangkan, dan kapan suatu keputusan diambil.

Kekuasaan Informasi

Memiliki akses atas informasi yang relevan dan penting adalah kekuasaan. Para akuntan umumnya tidak mempunyai basis kekuasaan antarpribadi khusus yang kuat atau jelas dalam suatu organisasi. Sebaliknya, para akuntan mempunyai kekuasaan karena mereka mengendalikan informasi yang penting.
Jadi, mereka yang mempunyai informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang optimal mempunyai kekuasaan. Posisi akuntan dalam struktur organisasi mungkin tidak menggambarkan secara tepat bobot kekuasaan yang mereka miliki.

Taktik Memainkan Politik dalam Organisasi

Mengkaji strategi yang digunakan oleh seseorang untuk meningkatkan peluangnya dalam memenangkan permainan politik, individu atau kelompok dapat menggunakan beberapa taktik poltik untuk memperoleh kekuasaan dalam mencapai tujuan. Sebagai berikut:
  1. Meningkatkan ketidakmampuan mengganti; Jika dalam organisasi hanya ada satu orang yang mampu melakukan tugas yang dibutuhkan oleh organisasi, maka ia dapat dikatakan sebagai memiliki ketidakmampuan mengganti.
  2. Dekat dengan sesorang yang berkuasa; Cara lain untuk memperoleh kekuasaan adalah dengan mengadakan pendekatan dengan yang sedang berkuasa.
  3. Membangun koalisi; Melakukan koalisi dengan pemilik kepentingan yang berbeda merupakan taktik politik yang dipakai untuk memperoleh kekuasaan untuk mengatasi konflik sesuai dengan keinginanya.
  4. Mempengaruhi proses pengambilan keputusan; Mengendalikan proses pengambilan keputusan agar penggunaan kekuasaan nampaknya memiliki legitimasi dan sesuai dengan kepentingan organisasi yaitu mengendalikan agenda.
  5. Menyalahkan atau menyerang pihak lain; Manajer biasanya melakukan ini jika ada sesuatu yang tidak beres atau mereka tidak dapat menerima kegagalannya dengan cara menyalahkan pihak lain.
  6. Memanipulasi informasi; Manajer menahan informasi, menyampaikan informasi kepada pihak lain secara selektif, mengubah informasi untuk melindungi dirinya.
  7. Menciptakan dan menjaga image yang baik; Menjaga citra yang baik dalam organisasi tersebut. Hal ini meliputi penampilan yang baik, sopan, berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan semua orang, menciptakan kesan bahwa mereka dekat dengan orang-orang penting dan hal yang sejenisnya.
Memahami Pengertian Motivasi dalam Mencapai Prestasi Kerja

Memahami Pengertian Motivasi dalam Mencapai Prestasi Kerja

Motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu didalam memenuhi kebutuhan. Keinginan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tersebut tergantung dari kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang besar akan menentukan perilaku individu.

Dengan kata lain motif adalah kebutuhan, dorongan, atau impuls yang menentukan perilaku seseorang.

Seperti kita ketahui bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan, hal ini perlu dipahami oleh seorang didalam memotivasi pekerjanya.

Disamping itupula seorang perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga dapat menjaga kesimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi seseorang dipengaruhi berbagai faktor, baik bersifat internal maupun eksternal sebagai berikut.

Faktor Internal

Faktor ini merupakan pengenal motivasi diri pribadi, bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan. Dalam teori ini terdapat dua kebutuhan atau motif yang perlu diketahui yaitu:

1. Fsiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia berupa; sandang, pangan dan papan. Kebutuhan ini merupakan faktor yang paling mendasar bahwa seseorang yang memilih menjadi wirausaha atau pekerja pertama kali adalah didorong oleh kebutuhan dasar yang menjadi
tuntutan hidupnya.

2. Psikologis

Seorang individu juga perlu mengenal kebutuhan psikologis yang menjadi penyebab meningkatnya prestasi individu.
Yang pada dasarnya bahwa individu setelah terpenuhi akan kebutuhan fsiologis maka seseorang akan menuntut akan kebutuhan yang lain dalam hal ini kebutuhan psiologis seperti:
  • Kebutuhan akan kasih sayang
  • Kebutuhan mempertahankan diri
  • Kebutuhan memperkuat diri

Faktor Eksternal

Teori ini menjelaskan faktor-faktor yang dikendalikan melalui pengaruh yang dipunyai oleh seorang manajer atau wirausaha yang berupa imbalan-imbalan sebagai berikut: Gaji, Kondisi kerja, Penghargaan, Jenjang karier, Tanggung jawab
Bahwa seseorang pekerja termotivasi untuk bekerja lebih baik tergantung dari faktor yang dikendalikan oleh perusahaan dan interaksi positif antar dua faktor tersebut yang pada umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.

Lingkungan Tempat Kerja (Physical Working Environment)

Tempat kerja yaitu lingkungan kerja fisik di sekitar para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Suatu keadaan lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi kinerja kerja karyawan.
Lingkungan tempat kerja yang baik:
  1. Tata ruang kerja yang tepat
  2. Cahaya dalam ruangan yang tepat
  3. Suhu dan kelembaban udara yang tepat
  4. Suara yang tidak mengganggu konsentrasi kerja

Teori X dan teori Y McGregor

Teori motivasi yang menggabungkan motivasi internal dan motivasi eksternal dikembangkan oleh Douglas McGregor, psikolog sosial Amerika, Ia meneliti motivasi dan perilaku umum anggota organisasi, telah merumuskan perbedaan dua teori dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori itu disebut dengan nama teori X dan teori Y.

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Pada tahun 1943 Seorang psikolog bernama Abraham Maslow telah mengembangkan suatu teori motivasi manusia yang sangat terkenal, konsep teorinya menjelaskan suatu hirarki kebutuhan, yang menunjukkan lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia.
Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih rendah (sebelumnya) telah dipuaskan.

Teori Motivasi Berprestasi McClelland

David McCelland, melalui risert empiris, telah menemukan bahwa para usahawan, ilmuwan dan ahli mempunyai tingkat motivasi prestasi diatas rata-rata.
Menurut McClelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dengan yang lain dalam banyak situasi.
Mc.Clelland memusatkan perhatian pada tiga kebutuhan manusia, yaitu:
  1. Kebutuhan Prestasi, tercermin pada keinginan mengambil tugas yang dia dapat bertanggung jawab
    secara pribadi
  2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditunjukkan adanya keinginan untuk bersahabat
  3. Kebutuhan Kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, ia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi suatu kelompok atau organisasi

Teori Motivasi Dua-Faktor Herzberg

Frederick Herzberg dan kelompoknya, tim dari Psychological Service Pitsburgh, memperkuat teori Maslow dan mengembangkan suatu teori isi motivasi kerja khusus. Pada tahun 1950an, dia melakukan suatu studi motivasional melalui wawancara dengan dua ratus akuntan dan insinyur yang bekerja di daerah Pittburgh, Pennsylvania.
Teori motivasi dua-faktor, sering disingkat teori M-H.
Menurut teori Herzberg, seorang karyawan harus mempunyai pekerjaan yang lebih menantang, lebih banyak tuntutan kesempatan menjadi ahli dan mengembangkan kemampuan agar dia dapat termotivasi. Sebagai faktor-faktor sumber kepuasan kerja dapat berbentuk prestasi, promosi, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, dan tanggung jawab, seperti terlihat dalam tabel berikut.

Singkatnya, penemuan penting dari penelitian Herzberg dan tim adalah bahwa faktor Higienis mempengaruhi ketidak puasan kerja. Faktor Higienis membantu individu menghilangkan ketidak
senangan.

Sedangkan motivasi membuat individu senang dengan pekerjaannya. Manajer seharusnya memahami faktor-faktor apa yang menyebabkan karyawannya senang dan tidak senang.

Minggu, 06 Januari 2019

Memahami Apa Itu “Prestasi Individu” Secara Lebih Serius

Memahami Apa Itu “Prestasi Individu” Secara Lebih Serius

Dalam bekerja, tentunya setiap individu mengharapkan suatu pencapaian tertentu sebagai acuan keberhasilan seseorang.
sukses
Dalam prestasi kerja tercakup sejumlah hasil. Kita akan membahas beberapa hasil yang bernilai bagi organisasi dan bagi individu.

Memahami Teori Prestasi Kerja Menurut Ahli

Dalam suatu pernyataan Maier (1965) memberi batasan, bahwa secara umum prestasi kerja atau kinerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dari suatu individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya.

Porter dan Lawler (1967) mengatakan prestasi kerja sebagai berikut:
“Successful role achievement” yang diperoleh dari hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh individu. Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu untuk ukuran yang telah ditetapkan dalam suatu pekerjaan.
Guion (1965) mengatakan bahwa prestasi kerja mempunyai dua hal, yaitu:
  • Pertama, secara kuantitas mengacu pada “hasil”, dari suatu kerja yang dilakukan seperti jumlah pengeluaran barang oleh individu perjam.
  • Kedua, dari sudut kualitas, juga prestasi kerja mengacu pada “bagaimana sempurna” seseorang itu melakukan pekerjaan. Misalnya, barang yang dikerjakannya harus berkualitas.
Menurut Sim dan Szilagy (1976) dikatakan bahwa prestasi kerja dinilai dari segi dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, keterikatan, keahlian merencanakan, daya usaha dalam pekerjaan dan prestasi secara keseluruhan.

Robbins (1978) menjelaskan juga bahwa prestasi kerja sebagai usaha seorang karyawan dalam mencapai objektif atau tujuan organisasi tersebut. Lagece (1988) juga melihat prestasi sebagai usaha seseorang dalam menjalankan atau menyempurnakan suatu tugas dengan efektif.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat sedikit disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugasya yang bisa terlihat dari dimensi ketertarikan, keahlian merencanakan, daya usaha dalam prestasi secara keseluruhan.

Hasil Prestasi Kerja Individu

Aspek-aspek prestasi kerja ini menjelaskan ciri khas produk, klien, atau pelayanan yang menjadi tanggung jawab pemegang pekerjaan.

Hasil Perilaku Pribadi

Individu bereaksi terhadap pekerjaan dengan hadir secara atur atau mangkir, dengan tetap bekerja, atau dengan berhenti.
Masalah fisiologis dan berhubungan dengan kesehatan, dapat menjadi konsekuensi prestasi kerja. Tekanan mental atas prestasi kerja dapat menyebabkan gangguan fisik. Kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan juga dapat timbul dari prestasi kerja.

Hasil Intrinsik dan Ekstrinsik

Perbedaan antara hasil intrinsik dan hasil eksentrik penting untuk memahami reaksi orang-orang terhadap pekerjaan mereka.
Secara umum, intrinsik ialah obyek atau kejadian yang timbul dari usaha individu sendiri, dan tidak menuntut keterlibatan orang lain.
Sebaliknya, ekstrinsik merupakan obyek atau kejadian yang mengikuti usaha individu sendiri sehubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak terlibat secara langsung dalam pekerjaan itu sendiri.

Hasil Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja tergantung pada hasil intrinsik dan hasil ekstrinsik serta bagaimana persepsi pemegang pekerjaan terhadapnya. Semua hasil mempunyai nilai yang berbeda pada setiap individu.
Dengan demikian, kita lihat bahwa dalam prestasi kerja juga terdapat banyak hasil potensial. Beberapa di antaranya mempunyai nilai primer bagi organisasi. Misal; hasil obyektif.

Kandungan Motivasi Pekerjaan dan Prestasi Kerja

Perhatian para manajer dan ahli riset orgaisasi terhadap kandungan motivasi pekerjaan didasarkan pada pengertian bahwa prestasi kerja lebih tergantung pada kemampuan pekerja. Prestasi kerja ditentukan oleh interaksi kemampuan dan motivasi seperti dijelaskan pada ilustrasi berikut:
prestasi motivasi Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa prestasi kerja sesorang dapat lebih besar dibandingkan dengan prestasi kerja orang lain karena memiliki kemampuan dan motivasi lebih besar.

Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Prestasi kerja dinilai dari segi dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, keterikatan, keahlian merencanakan, daya usaha dan prestasi secara keseluruhan. Selain itu dari prestasi kerja juga ditentukan oleh faktor keahlian, minat, motivasi, dan situasi pekerjaan.

Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya individu yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

Faktor Motivasi (motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) individu terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerja akan menunjukkan motivasi kerja tinggi.
Sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.

Pengukuran Prestasi Kerja

Prestasi kerja setiap individu dapat diukur dengan alat ukur yang akurat memenuhi beberapa persyaratan. Gambaran yang dapat lebih memudahkan dalam mengukur prestasi kerja karyawan ada dua cara, yaitu:
  • Pekerjaan produksi merupakan pekerjaan yang dapat diukur secara kuantitatif dan lebih mudah diukur dengan suatu kriteria yang objektif.
  • Pekerjaan yang nonproduktif merupakan pekerjaan yang dapat ditentukan tingkat keberhasilannya yang dicapai oleh individu dalam melakukan tugasnya yang biasa disebut sebagai subjektif.
Hasil pekerjaan atau prestasi kerja seorang individu dapat langsung diukur secara objektif, melalui berapa jumlah yang dihasilkan (kuantitatif) maupun bagaimana kualitas pekerjaan kualitatif).
Namun, dengan cara yang kedua diperlukan beberapa strategi yang dapat lebih objektif dalam menilai hasil kerja seorang individu, diantaranya melalui atasan langsung, departemen personalia, koleganya, bawahannya dan individu itu sendiri.
Edith Project dan Fakta Bahwa Ke-Geniusan Dapat Diusahakan

Edith Project dan Fakta Bahwa Ke-Geniusan Dapat Diusahakan

Edith Project Edith stern lahir pada tahun 1952, dikenal luas karena project edith, tentang eksperimen yang telah ayahnya Aaron Stern lakukan untuk mendidik edith menjadi orang yang jenius.

Ayahnya saat itu mengumumkan kepada reporter untuk membesarkannya sebagai manusia sempurna. Aaron stern membuat sebuah buku yang berjudul The Making Of a Genius & The Joy Of Learning.

Pada usia sebelas bulan edith dapat berkomunikasi dengan menggunakan kartu flash dan bisa menggunakan kartu itu untuk mengatakan berapa umurnya pada saat itu. Kemudian saat usianya menginjak satu tahun, dia sudah dapat mengucapkan beberapa kalimat sederhana dan mengindentifikasikan huruf pada kartu flash.

Ayahnya memotivasi sang anak dengan menggunakan poster, flash, kartu dan sempoa yang berwarna-warni agar edith lebih mudah memahami matematika. Saat usianya empat tahun, edith telah mengenal seluruh huruf alfabet, dan pada usia lima tahun, edith telah membaca seluruh encyclopedia britannica.

Di saat usia empat tahun edith di tes kecerdasannya, dan hasil IQ nya adalah 196 dan 205. pada usia 12 tahun ia menjadi yang paling muda, saat itu ia telah berkuliah. Dia sudah mengajar ditingkat perguruan tinggi pada usia 15 tahun. Pada usia 16 ia diberi posisi asisten profesor matematika abstrak di Michigan State University.

Edith memperoleh gelar ph. D, di usia 18 tahun. Setiap saat edith belajar bahkan di toko kelontong sekalipun. Sejak tahun 1970an dia telah bekerja di IBM dan telah diakui atas banyak kontribusinya dalam matematika terapaan.

Beberapa sumber menyebutkan dia telah menikah, dan memiliki satu orang nak. ibunya, yang telah di penuhi oleh rasa takut akan metode suaminya karena beberapa ahli anak mengatakan kepadanya bahwa aaron akan meghancurkan pikiran dan kehidupan sosial putrinya.

Namun, ibunya mengakui bahwa hal itu sama sekali tidak merusak putrinya, aaron telah mengubahnya menjadi seorang wanita muda yang sangat dewasa, penyayang, baik, cerdas dan bijaksana yang sangat di banggakan. Setiap orang di berikan kepintaran masing-masing tinggal bagaimna cara manusia tersebut mewujudkan ide nya.

Meski kita susah menjadi seperti EDITH tapi kita mampu untuk menjadi orang yg jenius sesuai kemampuan kita masing-masing. Seorang yang tak kenal bosan untuk selalu membaca dan belajar dimanapun ia berada, dia membuktikan kepada dunia bahwa dengan membaca bisa menambah ilmu atau pengetahuan.

Menurut saya pribadi metode pembelajaran yang dilakukan oleh Aaron Stern ayahnya tersebut sangat berbeda dari orangtua lainnya. Jadi, itulah yang membuat Edith menjadi manusia yang memiliki IQ tinggi.