Selasa, 15 Januari 2019

Kepemimpinan, Politik dan Kekuasaan dalam Organisasi

| Selasa, 15 Januari 2019
Politik adalah suatu cara untuk mendapatkan kekuasaan. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendapatkan suatu tujan dalam maksud apapun dapat dikatakan Politik.

Pengertian Kekuasaan dan Politik

Kekuasaan ialah suatu bagian yang merasuk ke seluruh sendi kehidupan organisasi. Manusia memanipulasi kekuasaan untuk mencapai tujuan dan dalam kebanyakan kasus bertujuan untuk memperkuat kedudukan mereka.

Kekuasaan dianggap kotor karena sebagian orang menggunakannya untuk menyakiti orang lain atau untuk mencapai maksud yang menguntungkan sendiri. Jika kekuasaan digunakan dengan cara yang etis dan jujur, tidak ada sesuatu yang kotor dalam kekuasaan.

Kekuasaan dan Wewenang

Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting untuk memahami cara kerja organisasi. Memang mungkin mengartikan setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi sebagai melibatkan penggunaan kekuasaan.

Secara sederhana kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki orang tersebut.

Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Robert Dahl, menemukan pusat perhatian hubungan yang penting ini ketika ia mendefinisikan kekuasaan sebagai “A mempunyai kekuasaan atas B dalam pengertian bahwa ia dapat menggerakkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan lain kecuali melakukannya”.

Dalam dunia literatur terdapat perbedaan antara kekuasaan dan wewenang. Weber berpendapat bahwa kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan.

Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki seseorang karena posisi yang ia pegang dalam organisasi. Arahan atau perintah dari seorang dalam posisi yang berwewenang diikuti karena perintah tersebut harus dipatuhi.

Unsur-unsur Wewenang:

  1. Wewenang ditanamkan dalam posisi seseorang. Seseorang mempunyai wewenang karena posisi yang ia duduki, bukan karena karakteristik pribadinya yang khusus.
  2. Wewenang tersebut diterima bawahan. Individu pada posisi wewenang yang sah melaksanakan wewenang dan dipatuhi karena ia mempunyai hak yang sah.
  3. Wewenang digunakan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas ke bawah dalam hirarki organisasi.

Basis Kekuasaan

French dan Raven mengajukan lima basis kekuasaan antarpribadi, sebagai berikut:
  1. Kekuasaan legitimasi (Legitimate Power); Kekuasaan legitimasi ialah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi karena posisinya.
  2. Kekuasaan Imbalan (Reward Power); Jenis kekuasaan ini didasarkan atas kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada pengikutnya karena kepatuhan mereka.
  3. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power); Kebalikan dari kekuasaan imbalan ialah kekuasaan paksaan,
    yaitu kekuasaan untuk menghukum.
  4. Kekuasaan Ahli (Expert Power); Seseorang mempunyai kekuasaan ahli juka ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Para ahli mempunyai kekuasaan meskipun peringkat mereka rendah.
  5. Kekuasaan Referen (Referent Power); Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang tersebut.

Kebutuhan Kekuasaan

Sepanjang sejarah, manusia selamanya terpesona oleh kekuasaan. Tulisan terdahulu yang bersifat religius juga berisikan berbagai acuan kepada orang yang memiliki atau memperoleh kekuasaan.
Sekarang, kesan tentang orang yang mencari kekuasaan pada umumnya dianggap cukup negatif.
McClelland mendifinisikan kebutuhan akan kekuasaan sebagai keinginan untuk menimbulkan dampak terhadap orang lain. Seseorang yang tinggi skor kebutuhan kekuasaannya, rendah dalam kebutuhan berafiliasi, dan tinggi dalam pengendalian diri.

Kekuasaan struktural dan Situasional

Preffer telah mengemukakan bahwa kekuasaan terutama ditentukan oleh struktur didalam organisasi. Ia memandang struktur organisasi sebagai mekanisme pengendalian yang mengatur organisasi.
Struktur organisasi menciptakan kekuasaan dan wewenang formal dengan mengkhususkan anggota tertentu untuk melaksanakan tugas pekerjaan khusus dan mengambil keputusan tertentu serta dengan mendorong kekuasaan informal melalui dampaknya atas struktur informasi dan komunikasi di dalam sistem tersebut.

Kekuasaan Pengambilan Keputusan

Kadar sejauh mana orang-orang atau kelompok dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, menentukan kadar kekuasaan yang dibutuhkan.
Seseorang atau kelompok yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi bagaimana terjadinya proses pengambilan keputusan, alternatif apa yang dipertimbangkan, dan kapan suatu keputusan diambil.

Kekuasaan Informasi

Memiliki akses atas informasi yang relevan dan penting adalah kekuasaan. Para akuntan umumnya tidak mempunyai basis kekuasaan antarpribadi khusus yang kuat atau jelas dalam suatu organisasi. Sebaliknya, para akuntan mempunyai kekuasaan karena mereka mengendalikan informasi yang penting.
Jadi, mereka yang mempunyai informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang optimal mempunyai kekuasaan. Posisi akuntan dalam struktur organisasi mungkin tidak menggambarkan secara tepat bobot kekuasaan yang mereka miliki.

Taktik Memainkan Politik dalam Organisasi

Mengkaji strategi yang digunakan oleh seseorang untuk meningkatkan peluangnya dalam memenangkan permainan politik, individu atau kelompok dapat menggunakan beberapa taktik poltik untuk memperoleh kekuasaan dalam mencapai tujuan. Sebagai berikut:
  1. Meningkatkan ketidakmampuan mengganti; Jika dalam organisasi hanya ada satu orang yang mampu melakukan tugas yang dibutuhkan oleh organisasi, maka ia dapat dikatakan sebagai memiliki ketidakmampuan mengganti.
  2. Dekat dengan sesorang yang berkuasa; Cara lain untuk memperoleh kekuasaan adalah dengan mengadakan pendekatan dengan yang sedang berkuasa.
  3. Membangun koalisi; Melakukan koalisi dengan pemilik kepentingan yang berbeda merupakan taktik politik yang dipakai untuk memperoleh kekuasaan untuk mengatasi konflik sesuai dengan keinginanya.
  4. Mempengaruhi proses pengambilan keputusan; Mengendalikan proses pengambilan keputusan agar penggunaan kekuasaan nampaknya memiliki legitimasi dan sesuai dengan kepentingan organisasi yaitu mengendalikan agenda.
  5. Menyalahkan atau menyerang pihak lain; Manajer biasanya melakukan ini jika ada sesuatu yang tidak beres atau mereka tidak dapat menerima kegagalannya dengan cara menyalahkan pihak lain.
  6. Memanipulasi informasi; Manajer menahan informasi, menyampaikan informasi kepada pihak lain secara selektif, mengubah informasi untuk melindungi dirinya.
  7. Menciptakan dan menjaga image yang baik; Menjaga citra yang baik dalam organisasi tersebut. Hal ini meliputi penampilan yang baik, sopan, berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan semua orang, menciptakan kesan bahwa mereka dekat dengan orang-orang penting dan hal yang sejenisnya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar