Minggu, 06 Januari 2019

Memahami Apa Itu “Prestasi Individu” Secara Lebih Serius

| Minggu, 06 Januari 2019
Dalam bekerja, tentunya setiap individu mengharapkan suatu pencapaian tertentu sebagai acuan keberhasilan seseorang.
sukses
Dalam prestasi kerja tercakup sejumlah hasil. Kita akan membahas beberapa hasil yang bernilai bagi organisasi dan bagi individu.

Memahami Teori Prestasi Kerja Menurut Ahli

Dalam suatu pernyataan Maier (1965) memberi batasan, bahwa secara umum prestasi kerja atau kinerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dari suatu individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya.

Porter dan Lawler (1967) mengatakan prestasi kerja sebagai berikut:
“Successful role achievement” yang diperoleh dari hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh individu. Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu untuk ukuran yang telah ditetapkan dalam suatu pekerjaan.
Guion (1965) mengatakan bahwa prestasi kerja mempunyai dua hal, yaitu:
  • Pertama, secara kuantitas mengacu pada “hasil”, dari suatu kerja yang dilakukan seperti jumlah pengeluaran barang oleh individu perjam.
  • Kedua, dari sudut kualitas, juga prestasi kerja mengacu pada “bagaimana sempurna” seseorang itu melakukan pekerjaan. Misalnya, barang yang dikerjakannya harus berkualitas.
Menurut Sim dan Szilagy (1976) dikatakan bahwa prestasi kerja dinilai dari segi dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, keterikatan, keahlian merencanakan, daya usaha dalam pekerjaan dan prestasi secara keseluruhan.

Robbins (1978) menjelaskan juga bahwa prestasi kerja sebagai usaha seorang karyawan dalam mencapai objektif atau tujuan organisasi tersebut. Lagece (1988) juga melihat prestasi sebagai usaha seseorang dalam menjalankan atau menyempurnakan suatu tugas dengan efektif.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat sedikit disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugasya yang bisa terlihat dari dimensi ketertarikan, keahlian merencanakan, daya usaha dalam prestasi secara keseluruhan.

Hasil Prestasi Kerja Individu

Aspek-aspek prestasi kerja ini menjelaskan ciri khas produk, klien, atau pelayanan yang menjadi tanggung jawab pemegang pekerjaan.

Hasil Perilaku Pribadi

Individu bereaksi terhadap pekerjaan dengan hadir secara atur atau mangkir, dengan tetap bekerja, atau dengan berhenti.
Masalah fisiologis dan berhubungan dengan kesehatan, dapat menjadi konsekuensi prestasi kerja. Tekanan mental atas prestasi kerja dapat menyebabkan gangguan fisik. Kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan juga dapat timbul dari prestasi kerja.

Hasil Intrinsik dan Ekstrinsik

Perbedaan antara hasil intrinsik dan hasil eksentrik penting untuk memahami reaksi orang-orang terhadap pekerjaan mereka.
Secara umum, intrinsik ialah obyek atau kejadian yang timbul dari usaha individu sendiri, dan tidak menuntut keterlibatan orang lain.
Sebaliknya, ekstrinsik merupakan obyek atau kejadian yang mengikuti usaha individu sendiri sehubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak terlibat secara langsung dalam pekerjaan itu sendiri.

Hasil Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja tergantung pada hasil intrinsik dan hasil ekstrinsik serta bagaimana persepsi pemegang pekerjaan terhadapnya. Semua hasil mempunyai nilai yang berbeda pada setiap individu.
Dengan demikian, kita lihat bahwa dalam prestasi kerja juga terdapat banyak hasil potensial. Beberapa di antaranya mempunyai nilai primer bagi organisasi. Misal; hasil obyektif.

Kandungan Motivasi Pekerjaan dan Prestasi Kerja

Perhatian para manajer dan ahli riset orgaisasi terhadap kandungan motivasi pekerjaan didasarkan pada pengertian bahwa prestasi kerja lebih tergantung pada kemampuan pekerja. Prestasi kerja ditentukan oleh interaksi kemampuan dan motivasi seperti dijelaskan pada ilustrasi berikut:
prestasi motivasi Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa prestasi kerja sesorang dapat lebih besar dibandingkan dengan prestasi kerja orang lain karena memiliki kemampuan dan motivasi lebih besar.

Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Prestasi kerja dinilai dari segi dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, keterikatan, keahlian merencanakan, daya usaha dan prestasi secara keseluruhan. Selain itu dari prestasi kerja juga ditentukan oleh faktor keahlian, minat, motivasi, dan situasi pekerjaan.

Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya individu yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

Faktor Motivasi (motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) individu terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerja akan menunjukkan motivasi kerja tinggi.
Sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.

Pengukuran Prestasi Kerja

Prestasi kerja setiap individu dapat diukur dengan alat ukur yang akurat memenuhi beberapa persyaratan. Gambaran yang dapat lebih memudahkan dalam mengukur prestasi kerja karyawan ada dua cara, yaitu:
  • Pekerjaan produksi merupakan pekerjaan yang dapat diukur secara kuantitatif dan lebih mudah diukur dengan suatu kriteria yang objektif.
  • Pekerjaan yang nonproduktif merupakan pekerjaan yang dapat ditentukan tingkat keberhasilannya yang dicapai oleh individu dalam melakukan tugasnya yang biasa disebut sebagai subjektif.
Hasil pekerjaan atau prestasi kerja seorang individu dapat langsung diukur secara objektif, melalui berapa jumlah yang dihasilkan (kuantitatif) maupun bagaimana kualitas pekerjaan kualitatif).
Namun, dengan cara yang kedua diperlukan beberapa strategi yang dapat lebih objektif dalam menilai hasil kerja seorang individu, diantaranya melalui atasan langsung, departemen personalia, koleganya, bawahannya dan individu itu sendiri.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar