Selasa, 30 Oktober 2018

Mengenal Apa Itu "Kesulitan Belajar" pada Dewasa dan Anak-Anak

| Selasa, 30 Oktober 2018
Kesulitan Belajar adalah hambatan secara umum yang mencakup ketidakmampuan belajar (Learning Disabilities), ketidakmampuan belajar khusus (Specific Learning Disabilities), dan kekacauan belajar (Learning Disorders).

Muncul istilah-istilah di atas karena adanya kebutuhan untuk mengidentifikasi atau mengenali orang-orang yang gagal berprestasi di sekolah tetapi penyebabnya bukan karena tuna netra, tuna wicara, tuna grahita maupun tuna daksa.

Pendekatan terhadap Kesulitan Belajar dari Berbagai Disiplin Ilmu.

Pendekatan Medis (Kedokteran)

Memperhatikan symptom organis. Misalnya kerusakan otak minimal brain disfunction, minimal cerebral disfunction, central nervous system disorders)

Pendekatan Psikologi.

Lebih menitikberatkan pada perkembangan sosial, emosional, potensi intelektual yang menimbulkan kesulitan belajar.

Pendekatan Pedagogi (pendidikan)

Cenderung memberi penekanan pada kekuatan dan kelemahan akademik.

Fisioterapist

Lebih menekankan pada pengelolaan fungsi otot-otot tubuh.

Speech Therapist

Menekankan pada kemampuan berbahasa dan berbicara.

Ahli-ahli lain memberi penekanan dan strategi yang berbeda untuk menangani masalah kesulitan belajar.

Asal Mula Kesulitan Belajar

Learning disabilities bermula dari konsep ‘anak yang mengalami kerusakan otak’ yang dikemukakan oleh Alfred A. Strauss, seorang neuropsikiater dan Heinz Werner, seorang ahli psikologi perkembangan, pada tahun 1942.

Penyebab kesulitan belajar diasosiasikan dengan gejala-gejala kerusakan otak yang penyebabnya bukan faktor keturunan.

Beberapa karakteristik kerusakan otak menurut Strauss

  • Gangguan persepsi atau ketidakmampuan membedakan figure & background, perhatian mudah beralih.
  • Gangguan berpikir dan pembentukan konsep.
  • Gangguan motorik (gerakan canggung, hiperkinetik atau terlalu banyak gerak, kesulitan mengontrol diri).
  • Perseverasi (sulit menghentikan perilaku tertentu, tindakan berlanjut / berulang terus).

Sindroma Strauss

Pada tahun 1957, Stevens & Birch mengemukakan tentang Sindroma Strauss yang ditandai dengan gejala-gejala antara lain:
  • Dalam menanggapi gangguan yang ringan, reaksinya sembarangan dan tidak seimbang dengan besarnya gangguan (over reaction)
  • Peningkatan kegiatan motorik tidak seimbang dengan kebutuhan
  • Pengaturan tindakan kacau atau tidak terorganisir
  • Lebih mudah beralih perhatian atau kurang konsentrasi
  • Kekeliruan persepsi yang terjadi berulang kali
  • Hiperaktivitas yang sulit diubah
  • Canggung dan tindakan motorik yang secara konsisten buruk

Beberapa Definisi Kesulitan belajar

Tahun 1967, asosiasi penyandang ketidakmampuan belajar di AS mengemukakan:

A child with learning disabilities is one with adequate mental ability, sensory processes, and emotional stability who has a limited number of specific deficits in perceptual, integrative or expressive processes which severely impair learning efficiency. This includes children who have central nervous system dysfunction which is expressed primarily in impaired learning efficiency (Telford & Sawrey : The exceptional individual).
Kesulitan belajar secara khas terkait dengan salah satu atau lebih dari beberapa kemampuan umum berikut:
  1. Bahasa lisan, yaitu dalam bentuk kesulitan mendengarkan, memahami dan kesulitan berbicara
  2. Bahasa tulisan, yaitu dalam bentuk kesulitan membaca, menulis dan mengeja
  3. Aritmatika, yaitu dalam bentuk kesulitan memahami konsep angka atau kesulitan mengerjakan persoalan matematika atau logika
  4. Penalaran, yaitu dalam bentuk kesulitan menata dan mengintegrasikan
  5. Memory, yaitu dalam bentuk kesulitan mengingat informasi
  6. Kesulitan menjalin relasi sosial atau bergaul
Meskipun berbeda-beda definisi, secara umum kesulitan belajar terkait dengan beberapa dari ciri-ciri berikut:
  1. Mengalami kesulitan belajar di sekolah
  2. Kinerja yang tidak merata pada berbagai tugas sekola
  3. Ada kaitannya dengan masalah faali
  4. Ada gangguan pada proses psikologis dasar
  5. Di luar cakupan kategori ketidakmampuan yang dikelompokkan ke ‘luar biasa’ (tuna netra, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa)
Menurut Vallet (Johnson & Morasky, 1980):
  1. Mempunyai sejarah kegagalan akademik berulang kali sehingga melemahkan usaha atau harapan untuk berhasil
  2. Hambatan fisik (tubuh) berupa cacat fisik tertentu
  3. Kelainan motivasional, yaitu kegagalan berulang, penolakan guru dan teman, tidak ada reinforcement (penguat)
  4. Kecemasan yang samar-samar akibat dari kegagalan berulang yang menimbulkan kegelisahan, ketidaknyamanan, menarik diri, melamun dan tidak konsetrasi
  5. Perilaku yang berubah-ubah dan tidak dapat diduga sehingga nilai raport tidak konstan yang disebabkan oleh turun naiknya minat dan perhatian terhadap pelajaran
  6. Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap, sehingga menyebabkan pemberian ‘label’ yang tidak sesuai
  7. Pendidikan yang tidak memadai, yaitu adanya ketidakcocokan antara kebutuhan siswa dengan kegiatan-kegiatan di dalam kelas

Kesulitan belajar Pada Masa Pra-Sekolah

  1. Belum ada tuntutan akademik, sehingga ketidakmampuan belajar tidak dapat dideteksi melalui raport sekolah
  2. Perbedaan kesempatan perkembangan (sosial, emosi, kognisi, motorik, persepsi, dll) merupakan hal yang wajar, bukan kelainan
  3. Hasil tes untuk usia ini cenderung kurang akurat sebagai predictor performansi masa yang akan datang biasanya cukup dengan istilah kasus ‘rawan’ / ‘berisiko tinggi’
Perlakuan dipusatkan pada perkembangan aspek-aspek mendasar untuk perkembangan lebih lanjut:
  • Social (bergaul)
  • Emosi (perilaku afektif)
  • motorik (gerakan otot-otot)
  • Kognisi (pemecahan masalah, pemahaman knsep, dll)
  • Bahasa (artikulasi, kosa kata, tata bahasa, dsb)

Kesulitan belajar Pada Masa Sekolah Dasar

  1. Tuntutan akademik mulai berfungsi dalam bidang membaca, menulis, berhitung
  2. Ketidakmampuan belajar = kesulitan penguasaan ketrampilan akademik (kesulitan yang bersumber dari ketidakmampuan membaca, menulis, dan berhitung)
  3. Bila kesulitan tidak segera ditangani, akan berlanjut ke tingkat perkembangan berikutnya

Kesulitan Belajar Pada Masa Remaja

  1. Diharapkan menggunakan kemampuan dasar yang diperoleh di Sekolah Dasar untuk mempelajari isi materi yang baru
  2. Harus berjuang menguasai kemampuan dasar, isi materi pelajaran yang baru dan mengatasi tugas-tugas perkembangan masa remaja (tuntutan sosial, perubahan fisik, emosi, dan persiapan lain menghadapi masa dewasa)
  3. Intervensi dan pengajaran dipusatkan pada ketrampilan dasar, belajar kejuruan dan ketrampilan untuk mempertahankan kehidupan
  4. Tidak banyak tes diagnostic untuk masa ini (masa transisi)
Makna Kesulitan Belajar Pada Masa Dewasa
  1. Seseorang sudah dapat membebaskan diri dari tuntutan sekolah
  2. Meskipun tidak nyata, ketidakmampuan belajar yang masih dimiliki kadang-kadang terlihat pada saat-saat tertentu, seperti ketika harus mengisi formulir pendaftaran, kesulitan menghitung uang kembalian, bahasa yang tidak baik dan tidak benar, pengetahuan umum yang rendah.
  3. Kebanyakan orang dewasa dapat mengatasi kekurangannya, karena mereka bebas mencari tingkat sosial, tingkat kehidupan dan macam pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar